Pernah
suatu ketika, ada seorang kawan yang datang padaku. “Kawan,” katanya dengan
wajah yang lesu, “dapatkah Kau menolongku. Aku sedang tak punya motivasi saat
ini. Katakan apa saja yang bisa memotivasiku.” Aku hanya menatapnya. Tersenyum
Motivasi,
Kawan. Sebuah kata sederhana yang mempunyai kekuatan luar biasa. Tentu Kau tahu
apa itu motivasi, sebab
itu, tak perlulah ku bincangkan apa itu. Tetapi, Kawan, ada satu pandanganku
tentang motivasi. Pandangan yang mungkin sama, atau mungkin berbeda dengan
pandanganmu.
Motivasi,
memang kata sederhana yang tak sederhana. Bagiku motivasi bukan sekedar kekata
biasa. Karena dapat kulihat, wajah kawanku yang melesu hanya karena tak bertemu motivasi.
Bagiku, motivasi menyimpan sebuah kekuatan luar biasa. Sebuah kekuatan yang
bisa merubah ekspresi wajah seseorang, bahkan gairah hidupnya.
Kawan, bagiku motivasi adalah sebuah energi. Di pendidikan formalmu, Kau pasti mempelajari segala hal tentang energi. Selama ini mungkin kita hanya berpikir bahwa sumber energi kita adalah dari apa yang kita makan. Tidak salah memang, untuk beberapa kasus. Energi yang kita serap memang berasal dari apa yang kita makan. Namun energi jenis itu digunakan untuk menyokong kegiatan fisik kita, bergerak, berpikir, atau tidur sekalipun. Namun kawan, untuk bagian ruhiyyah, bagian mental, kita butuh energi lain untuk digunakan. Bahkan pun untuk kegiatan fisik, terkadang butuh energi tambahan yang tak sekedar energi dari makanan.
Kawan, bagiku motivasi adalah sebuah energi. Di pendidikan formalmu, Kau pasti mempelajari segala hal tentang energi. Selama ini mungkin kita hanya berpikir bahwa sumber energi kita adalah dari apa yang kita makan. Tidak salah memang, untuk beberapa kasus. Energi yang kita serap memang berasal dari apa yang kita makan. Namun energi jenis itu digunakan untuk menyokong kegiatan fisik kita, bergerak, berpikir, atau tidur sekalipun. Namun kawan, untuk bagian ruhiyyah, bagian mental, kita butuh energi lain untuk digunakan. Bahkan pun untuk kegiatan fisik, terkadang butuh energi tambahan yang tak sekedar energi dari makanan.
Dan
motivasi, Kawan, adalah energi itu. Energi yang tak memiliki satuan. Energy yang tak memiliki batasan.
Tak
ubahnya energi dalam ilmu fisika yang memliki rumus, maka motivasi yang
kumaksud sebagai energi juga memiliki rumus ilmiah. Masih ingatkah Kau dengan
E=mc2-nya Enstein? Maka bolehlah kali ini kugunakan rumus itu untuk
motivasi.
E=mc2,
ku definisikan E sebagai Energi motivasi, lalu M sebagai Mujahaddah
(kesungguhan, bersungguh-sungguh), dan C2 sebagai cita2
(tujuan). Mari ku jelaskan lebih lanjut.
Motivasi,
bukanlah hal biasa yang bisa ditemukan pada semua orang. Hanya orang-orang
tertentu yang bisa memiliki
energi bernama motivasi. Kita tilik kembali rumusnya. Motivasi memiliki dua
unsur yang tak boleh tak ada. Mujahaddah dan cita2, keduanya
harus ada. Biar ku perjelas. Seseorang,
akan memiliki motivasi -energi tambahan- ketika dia memiliki tujuan dan kesungguhan. Dari
itu, yang harusnya Kau cari ternyata bukanlah motivasi. Kau hanya perlu
menentukan tujuan dengan jelas, lalu bersungguh-sungguhlah.
Lihatlah seorang yang sedang di
kejar anjing. Kita tahu bahwa kecepatan lari seekor anjing lebih cepat daripada
kecepatan lari manusia. Tapi mengapa banyak dari manusia yang dikejar anjing
bisa berlari dengan kecepatan di atas batas. Kawan, itulah yang ku maksud
motivasi sebagai energi. Andai dapat Kau hentikan orang yang dikejar anjing itu
dengan menekan tombol pause,
tanyakanlah padanya apa tujuannya berlari. Dia pasti punya tujuan yang jelas
mengapa dia berlari: menghindari anjing. Lalu tanyakan pula, apakah dia
bersungguh-sungguh ingin menghindari anjing itu. Dia pasti sedang
bersungguh-sungguh.
Seperti itulah, Kawan. Energi adalah
motivasi. Terlalu sederhana memang yang kubincangkan. Tapi tak apalah, ku yakin
Kau mengerti apa yang sedang ku bincangkan ini. Mungkin Kau tahu kisah tentang
Aron Ralston yang diabadikan dalam novel dan film 127 Hours. Seorang pendaki gunung yang berhasil menunjukkan betapa
maha dahsyatnya energi motivasi itu. April 2003, sebuah batu menimpanya saat
dia berada di sebuah lembah di Utah. Selama lima hari, dia terperangkap dengan
bekal seadanya. Bayangkan, Kawan. Andai ia tak punya energi tambahan untuk
bertahan hidup, lima hari tanpa makan minum ditambah tindihan batu, adalah
sebuah keadaan tak terperikan. Namun, Kawan, 127 jam hidupnya hanya bergantung
pada motivasi. Saat itu, tujuannya hidupnya jelas, membebaskan diri. Begitupun
kesungguhannya. Ralston hanya yakin bahwa ia akan bertahan dan membebaskan
diri. Dan lima hari itu pun berlalu dengan segala perjuangan untuk membebaskan
diri. Begitulah, Kawan. Motivasi, sebuah kata sederhana yang memiliki kekuatan
luar biasa.
Sekali lagi kawan. Andai suatu saat
Kau butuh energi bernama motivasi itu, maka yang sebenarnya Kau butuhkan
hanyalah tujan dan kesungguhan, Mujahaddah dan
cita2.
Dan
satu lagi. Satu hal yang kupahami tentang motivasi. Energi motivasi tebesar
hanya akan datang dari dalam diri sendiri. Energi ini tidak bisa didatangkan
dari luar, dari orang lain. Sumber energi ini ada di dalam hatimu. Adapun kekata
atau nasihat orang lain, hanyalah sebagi pemantiknya. Maka, Kawan, lihatlah ke
dalam dirimu. Temukan motivasi itu. Lalu berdayakan ia. Dan jadilah seorang
manusia yang selalu termotivasi. Seorang manusia yang selalu terinspirasi. Selalu menginspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar