Ini adalah sebuah materi untuk permainan “Menyatukan persepsi
individu dalam persepsi kelompok”. Instruksinya, urutkan ke enam tokoh dalam
cerita berikut dari yang kesalahannya paling besar sampai yang paling kecil
kesalahannya. Yang main permainan ini dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil.
Dalam menjalankan instruksi diatas, dalam kelompok tersebut tidak boleh
dilakukan votting, dan semua anggota kelompok harus bermusyawarah untuk
mencapai satu keputusan. Kelompok-kelompok kecil tersebut kemudian disatukan
menjadi satu kelompok besar dengan instruksi yang sama. Kalau mau nyoba sendiri
nggak apa-apa juga sih… Selamat mencoba. J
***
Salah
satu tokoh mahasiswa, Ali namanya.
Ia mahasiswa tingkat tiga Jurusan Sastra Nuklir di Universitas Gajah Duduk
(UGD). Orangnya baik hati, ramah, sopan, budiman, tidak sombong, rajin
menabung, dan taat pada dasa dharma pramuka. Tampilan fisiknya tidak
mengecewakan dan cukup diidolakan, terutama oleh para mahasiswi. Maklum, Ali
pernah menjadi finalis cover boy
majalah Mamalia. Ali juga seorang jagoan olahraga dan peneliti ilmiah, ketua
organisasi, juara ini juara itu, ketua organisasi ini organisasi itu, dan
banyak lagi, CV-nya sudah kebanyakan dengan daftar prestasi dan organisasi.
Saat ini ia bergabung bersama Partai Mahasiswa Bersahaja (PMB) di kampusnya.
UGD memang memperbolehkan mahasiswanya membentuk partai-partai mahasiswa.
Di
kampusnya, Ali punya pergaulan yang sangat luas dan punya banyak sahabat setia.
Teman-temannya ini mendukung Ali untuk maju dalam pemilihan Presma UGD pada
pemira tahun ini. dengan penuh semangat, mereka mengatakan, “Lu harus maju. Kita semua bakal ngedukung.
Lu pasti menang!”
Namun,
oleh teman-teman di partainya Ali dikenal tidak terlalu ideal, bahkan dipandang
sering nyeleneh dan terlalu berlebihan untuk ukuran mererka. Tampilan fisiknya
yang senantiasa dandy dan modis, gaya hidupnya yang wah, lingkungan
hidupnya yang banyak bergaul dengan mahasiswa-mahasiawa kelas atas, selera
musik dan bacaannya yang dinilai ajaib, membuatnya dianggap sebagai orang yang
tidak mencerminkan nilai-nilai partainya, yaitu bersahaja dan bersahabat dengan
kesederhanaan.
Beni adalah rekan Ali di PMB yang paling menentang
pencalonan Ali sebagai presma. Dia bilang bahwa Ali bukan refresentasi Partai
Mahasiswa Bersahaja. Dalam beberapa kesempatan dia juga bilang, “Ali tidak menunjukkan diri sebagai bagian
dari kita. Dia begitu berbeda. Lalu, buat apa kita mendukung dia? Kalaupun jadi
presma, dia tidak akan membela kepentingan mahasiswa yang bersahaja. Jadi lebih baik kita cari
calon lain dari kalangan kita. Calon yang benar-benar mewakili wajah PMB ini.”
Beni
dan teman-temannya di PMB sering mendiskusikan hal tersebut. Namun setiap Ali
datang mereka mengganti topik pembicaraan.
Suatu
malam ketikaAli tidak ada, Beni menggagas sebuah rapat untuk membicarakan dan
menyepakati siapa yang akan mereka calonkan sebagai presma. Beberapa nama
muncul ke permukaan, namun nama Candra
yang paling mengemuka. Candra dipandang sebagai mahasiswa yang rendah hati dan
sederhana, benar-benar representasi sempurna dari partainya yang mengusung
kebersahajaan mahasiswa.
Seorang
peserta rapat, Doni namanya,
membatin. “Candra? Kenapa harus Candra.
Dia tidak dikenal di kampus. Belum lagi IPK-nya Cuma 2,01. Candra jadi calon
presma? Apa mungkin terpilih?” Tapi Doni tidak angkat bicara. Ia berdialog
dengan dirinya. “Tapi biarlah. Nanti aku
malah dianggap tidak patuh terhadap keputusan rapat.”
“Oke Candra. Kalau begitu kita
sudah sepakat untuk mengusung kamu menjadi calon presma.” Begitu kata Emil,
ketua Partai Mahasiswa Bersahaja yang juga memimpin rapat malam itu.
“Tapi, mas…” Candra mencoba menyahut.
“Tidak ada tapi-tapian. Ini
keputusan rapat. Ikuti saja! Tok, tok, tok!,” jawab Emil sambil mengetukkan palu tiga kali.
Kemudian dia melanjutkan, “Doni, tugas
kamu besok memberitahu Ali bahwa kita sudah memutuskan untuk mencalonkan
Candra, dan tidak mendukung dia.”
Setelah
Doni menceritakan hasil keputusan rapat,
wajah Ali menjadi merah padam. Dia sangat terluka. Bukan karena partainya tidak
mendukung dia, tapi karena dia baru tahu ada gerakan-gerakan dimana dia tidak
dilibatkan, padahal itu menyangkut dirinya.
Ali
kemudian menjumpai Fahmi, sahabatnya,
untuk menceritakan kegundahan hatinya. Fahmi sangat marah karena merasa
sahabatnya telah dikhianati. Dengan berapi-api dia bilang, “Udah, Lu keluar aja dari PMB. Mereka bukan temen Lu. Temen tidak akan
pernah menusuk dari belakang!” Dan sore itu pun Ali langsung menyatakan
mengundurkan diri dari PMB, dan kemudian pergi tanpa sepatah kata pun pada
teman-teman lainnya di PMB.
Saat
pemira tiba, kampanye Candra berlangsung secara tawadhu, khidmat, dan sepi.
Sementara kampanye Ali yang ditarik oleh partai lain gegap gempita dihadiri
ribuan mahasiswa UGD. Ali pun menang telak, jadilah dia presma UGD. Sementara
itu Candra bersujud syukur karena tidak terpilih. Dia berbisik kepada dirinya
sendiri, “Alhamdulillah. Allah Maha Tahu
atas kapasitas saya. Kuliah aja nge-pas, bagaimana saya mau jadi presma.”
Sore
harinya, Emil dengan gagah berani berbicara di depan teman-temannya, anggota
Partai Mahasiswa Bersahaja. “Walaupun
calon kita tidak terpilih sebagai presma, namun sesungguhnya kita meraih
kemenangan sejati, karena kita konsisten untuk memperjuangkan kesederhanaan
bagi mahasiswa! Merdeka!”
1 komentar:
Casino Slots Mobile App | Download for Android (.apk) & iPhone
Casino Slots App Download for Android · 1. Casino Slots Casino · 2. Casino Slots Casino · 3. Casino Slots · 4. Casino Slots · 광양 출장마사지 5. 춘천 출장마사지 Casino Slots Casino 강원도 출장샵 · 경상남도 출장안마 6. Casino Slots 과천 출장샵
Posting Komentar